Pulau Cina
Bawean dalam legenda masyrakat pulau Bawean
Pengabadian nama sebuah tempat tidak akan pernah
terlepas dari perjalanan sejarah pengembaraan bangsa manusia di masa silam.
Sebuah pulau berupa bukit atau gunung kecil yang terletak tidak seberapa jauh
dari tepi pulau induknya yakni Pulau Bawean dikenang sebagai pulau singgahan
awal terdamparrnya bangsa Cina. Perjalanan dalam pengarungan berbulan-bulan,
bahkan mencapai hitungan tahun dengan perahu primitif hingga mendampar pada
sebuah pulau.
|
Festival Pulau Cina Bawean |
Sejarah pendiaman pulau tersebut hingga mencapai hitungan abad.
Di pulau tersebut ditemukan barang peninggalan bangsa Cina berupa guci dan
benda keramik di beberapa sudut pulau dimaksud. Kala itu bangsa Cina belum
berani untuk melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bawean dengan berbagai
pertimbangan, terutama tentang keamanan dan keselamatan jiwa karena masih
diliputi rasa trauma pada peristiwa penenggelaman ratusan perahu atau kapal
Cina di pelabuhan Tuban berabad silam. Beberapa abad lamanya pulau bukit
tersebut menjadi hunian bangsa Cina. Oleh karena itu, warga Kampung Dedawang
Desa Telukjati Dawang Kecamatan Tambak Gresik Jawa Timur mengenal dengan
sebutan Pulau Cina.
Destinasi Wisata Bawean Pulau Cina
Kegiatan melawat ke Pulau Cina di
bagian tepi barat Pulau Bawean beberapa waktu lalu penulis menjumpai beberapa
temuan. Di antara temuan itu berupa batu mirip daun pintu. Warga setempat
menamainya dengan sebutan "Labengan". Batu berbentuk daun pintu itu
terlihat unik seperti bikinan manusia saja. Orang luar kampung Dedawang belum
banyak tahu keunikan sebuah batu yang menyerupai daun pintu itu. Batu berbentuk
daun pintu itu tetap utuh adanya. Hal ini disebabkan bangsa Cina yang mendiami
pulau itu memperlakukan alam sebagai sahabat. Berbeda dengan warga pulau ini
sering terjebak pada sikap vandalisme tanpa banyak perhitungan tiba-tiba
merusak atau memecah begitu saja batu peninggalan yang ada.
Ragam Hewan Endemik Bawean
Hewan yang ditemukan di Pulau Cina
nan elok itu berupa rusa Bawean. Rusa-rusa cantik itu terbiasa menyeberang dari
Pulau Bawean di kala air laut surut. Sebaliknya, untuk menuju Pulau Bawean
kembali menunggu surutnya air laut pula. Pasir pantai yang menghampar di antara
Pulau Bawean dan Pulau Cina begitu indah baik dari sisi warna yang putih
keemasan maupun kekasaran atau kehalusannya. Di hamparan pasir putih itu dapat
dijumpai hewan-hewan pasir pantai berupa ketam, kerang, dan bawang-bawangan.
Biota laut tersebut banyak menghampar di atas gundukan pasirnya. Kerap kali
anak-anak yang datang ke sana selalu mencandainya. Kesadaran warga Kampung
Dedawang cukup tinggi akan pentingnya kelestarian lingkungan. Pasir yang ada
tak pernah ditambangnya. Sedangkan di tempat lain pasir pantai sudah mengalami
babak belur nasib pasir pantainya. Bila tidak ada regulasi hukum yang memayungi
maka suasana menjadi runyam karena kerap kali kehadiran manusia sebagai
pengunjung akan mengusik ketenangan rusa yang selama ini hidup damai di sana.
Hal ini perlu kesadaran warga untuk tetap memberikan swaka margasatwa di tempat
tersebut. Bila perlu untuk melindungi kepunahan hewan bertanduk indah itu butuh
penjagaan dari pihak polisi hutan. Hewan lain berupa unggas pantai banyak
bertengger di rimbunan pohon melinju dengan kicau merdu di sepanjang waktu.
Batang pohon rotan pun banyak dijumpai di Pulau Cina. Hingga saat ini tetap
awet dan lestari.
|
Pulau Cina Bawean |
Spesies satwa Pulau Cina Bawean
Di kitaran pantai Pulau Cina banyak ditemukan ikan duyung
atau dugong menyerupai sosok manusia dengan ukuran rata-rata mencapai satu
setengah hingga dua meter. Salah satu dugong yang banyak ditemukan di Pantai
Pulau Cina dapat dilihat di kolam Kebun Binatang Surabaya sebelah pojok timur
dekat pintu masuk. Ikan duyung atau dugong tersebut begitu bersahabat dengan
warga setempat. Jarang sekali, bahkan tidak pernah warga menangkapinya karena
memang secara fisik agak mirip manusia. Salah seorang warga yang menjumpai ikan
duyung atau dugong mengambang tak bernyawa mencoba mengeringkan. Setelah daging
ikan duyung atau dugong terkelupas dan kering bagian sirip persis seperti
tulang kerangka jari tangan manusia. Kerangka tulang ekor kering ikan duyung
atau dugong itu juga mirip dengan ruas tulang kaki manusia pada umumnya. Ikan
tersebut oleh bangsa Melayu dianggap ikan pembawa keberuntungan sehingga dikeramatkan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan duyung atau dugong merasa aman hidup
di habitat perairan pantai Pulau Cina. Di antaranya, air lautnya bersih dan
jernih tanpa ada kekeruhan sedikit pun. Kebersihan dan kejernihan dipicu oleh
kondisi dasar pantai di sekeliling Pulau Cina berupa pasir dan bebatuan
berpesen atau berbentuk beraturan. Sederas apapun ombak mendebur, air pantainya
tetap jernih sepanjang masa. Selain itu, di kitaran Pulau Cina banyak tumbuh
rumput laut dan lumut batu yang menjadi makanan kesukaan ikan duyung atau
dugong tersebut.
Khas Pulau Cina Bawean
Pada kedalaman tertentu di kawasan Pulau Cina banyak ditemukan
akar bahar. Ada tiga jenis akar pohon bahar yang ditemukan di kawasan perairan
pantai Pulau Cina yaitu bahar hitam, bahar putih, dan bahar coklat. Akar pohon
bahar ini oleh warga Pulau Bawean dikeringkan menjadi benda perhiasan ruang
tamu.
|
Bawean Tour Information |
Para jejaka masa lalu kerap kali memanfaatkan akar bahar ini sebagai
gelang tangan dan cincin dengan cara menggosokkan daun kelaras pisang hingga
nampak mengkilap. Kalau sudah demikian rasa percaya diri sebagai lelaki
bergelang bahar semakin terasa. Sepintas tidak terlihat di bagian timur pantai
Pulau Cina orang datang berkunjung karena pasang surut air laut yang menjadi
penyebabnya. Di bagian tepi barat Pulau Cina yang berupa hamparan pasir menjadi
tempat berjemur para turis Eropa dan Amerika serta turis manca negara lainnya
dengan menjatuhkan sauh penambat kapal pesiar mini bertiang tinggi miliknya.
Mereka menikmati keindahan pantai Pulau Cina tanpa mengusik kelestarian alam
yang ada di sana. Sanggupkah warga Pulau Bawean menirunya? Bila nanti Pulau
Cina dibuka untuk umum harus ada komitmen untuk menjaga dan merawatnya segala
kekayaan dan keindahan alam di sana. Pulau Cina sungguh indah tiada tara! (SGY)
Komentar
Posting Komentar